Quantcast
Channel: sekadarblog » Piala Asean
Viewing all articles
Browse latest Browse all 7

Vietnam 2-2 Indonesia

0
0

Sedikitnya enam kerabat menanyakan prediksi saya menjelang Vietnam vs Indonesia, di ajang AFF 2014 kemarin (22/11). Dengan lugas, saya jawab, “Indonesia tak akan menang.” Sebagian dari mereka berasumsi, artinya kalah. Padahal “tak mungkin menang” juga bisa berarti imbang. Jawaban lanjutan saya pada mereka, “Mungkin imbang.”

Nyatanya itu terjadi. Sesuai dugaan. Tertinggal, menyamakan, tertinggal lagi, dan menyamakan kembali. Artinya hasil melawan Laos dalam partai pertama ajang serupa dua tahun lalu akan terulang. 2-2.

Namun di lapangan, pelatih Indonesia Alfred Riedl memberi kejutan. Tim asuhannya bermain dalam tempo sangat lambat dan mengalirkan bola secara langsung (direct). Dugaan saya, itu disengaja. Itu strategi Riedl dan staf pelatihnya.

Hal itu patut diduga bila melihat susunan pemain awal (starting eleven). Mungkin ini pertama kali Indonesia tampil tanpa seorang playmaker atau tanpa pemain dengan peran pengatur serangan. Lima menit awal, saya masih heran mengapa Riedl menurunkan tim tak lazim tersebut.

Tapi ketika Riedl dari pinggir lapangan memberi tanda agar para pemainnya melepas bola lambung melewati lini tengah Vietnam, situasi menjadi jelas. Indonesia tak akan mengalirkan bola antarlini secara bertahap dari bawah-tengah-depan. Itu sebabnya dalam waktu 10 menit awal, Indonesia sudah melepas lima bola direct.

Indonesia bermain defensif dengan menumpuk sedikitnya tujuh pemain di lapangan sendiri (owm half). Mungkin kondisi ini bisa merujuk kasta kelas dewa ketika Louis van Gaal menempuh pendekatan serupa pada timnas Belanda di Piala Dunia 2014 lalu.

Di pertengahan laga, komentatator Fox Sports mengatakan Indonesia bermain dengan tempo lambat sambil menunggu momen untuk melancarkan serangan balik. Indonesia disebutnya tak berinisiatif menyerang.

Mengapa Riedl melakukan itu? Dia berhitung.

Pertama, orang Austria ini paham bagaimana Vietnam bermain. Apalagi dia pernah menangani tim tersebut dalam dua kesempatan. Vietnam adalah tim paling agresif di Asean. Vietnam doyan sekali menggedor pintu pertahanan lawan. Mereka hanya punya kamus merangsek dalam permainan sepak bolanya. Itu sebabnya mereka memasang garis pertahanan begitu tinggi. Tujuannya, memperpendek jarak serangan sekaligus mematahkan upaya serangan lawan sedini mungkin.

Kedua, Riedl hanya bersikap realistis. Dia sadar persiapannya pendek. Menjalani pertandingan pemanasan pun hanya dua kali — paling sedikit dibanding seluruh kontestan AFF 2014. Para pemain Indonesia juga tak fasih memainkan bola pendek, apalagi bila persiapannya pendek.

Riedl kelihatan tahu benar di mana kebiasaan sepak bola Indonesia, ya bermain direct seperti yang umum terlihat di kompetisi domestik. Permainan direct makin menjadi di babak kedua. Zulkifli Syukur cs. mengisi permainan di 45 menit kedua dengan 90 persen bola jauh. Bahkan setelah Firman Utina, playmaker, masuk pada menit 75 pun strategi permainan tak berubah.

Namun demikian, strategi defensif bukan berarti mulus dikerjakan. Bagaimana mungkin tim yang bermain defensif justru “membiarkan” Vietnam untuk melepas total 23 shots — tujuh di antaranya on target dan dua di antaranya menjadi gol. Bila Indonesia bermain defensif, mengapa Vietnam sanggup mencapai kotak penalti dan melepas 14 tembakan di sana?

Salah satu penyebabnya tak ada zona marking meski bermain defensif. Salah satu contoh mencolok adalah proses gol kedua Vietnam pada menit 68. Bola sapuan Zulkifli dengan sundulan justru jatuh di kaki Le Cong Vinh. Ironis melihat Vinh mampu mengolah bola itu dan mencetak gol cantik saat di sekelilingnya ada empat pemain Indonesia.

Ini seperti mengamini pernyataan Riedl sebelumnya tentang kemampuan pressing para pemain Indonesia. Meski hanya sendirian di sekeliling pemain Indonesia, Vinh justru seperti “kawan”, tak ada tekanan berarti untuknya.

Di luar itu, permainan pasif Indonesia yang belepotan itu justru relatif ok — dalam level kualitas indonesia yang memang hanya “segitu.” Bahkan pelanggaran defensif pun Indonesia lebih sedikit dibanding Vietnam — tujuh banding 10. Indonesia juga unggul dalam duel one on one, baik umum maupun aerial (udara) — 61 persen berbanding 39 persen. Indonesia bahkan mampu mencetak dua gol meski hanya melepas total lima tembakan.

Namun, faktor keberuntungan memainkan peranan paling besar pada laga di Stadion My Dinh, Hanoi, ini. Dan ini bukan lagi ranah analisa. Siapa yang bisa menduga bahwa laga akan dihiasi empat gol dari tiga “assists” dan satu “bantuan.” Dua gol Vietnam datang dari “umpan” Sergio van Dijk dan Zulkifli. Sementara dua gol balasan Indonesia datang dari “operan” daerah Dinh Tien Thanh dan “pertolongan” Tran Nguyen Manh.

Namun untuk Indonesia, keberuntungan tak akan berdaya guna bila tak berupaya dan diupayakan, Selepas laga, Riedl mengatakan para pemainnya terus berjuang sampai mendapat “hadiah.” Analogi serupa bisa dilihat pada lomba balap MotoGp atau F1. Anda tertinggal sekian detik dari pebalap terdepan menjelang finis. Tapi Anda tetap fokus berjuang sambil menanti pebalap terdepan membuat kesalahan atau terjatuh.

Kendati demikian, sattu poin tentu tidak menguntungkan. Apalagi Filipina di Grup A menjadi satu-satunya tim yang menang di laga pertama. Indonesia akan menghadapi mereka Selasa nanti (25/11). Saya duga, Riedl akan mengacak skuat. Bisa jadi akan ada playmaker tampil sejak menit awal. Tapi napas permainan tetap sama. Indonesia tak akan aktif menguasai bola.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 7

Latest Images

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

HANGAD

HANGAD

MAKAKAALAM

MAKAKAALAM

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Vimeo 10.6.2 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.2 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.1 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.1 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.0 by Vimeo.com, Inc.

Re:

Re:





Latest Images

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Vimeo 10.6.1 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.1 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.6.0 by Vimeo.com, Inc.

Re:

Re:

Re:

Re:

Re:

Re:

Re:

Re:

Re:

Re: